Dampak pandemi memberikan gambaran yang begitu jelas tentang aktivitas pendidikan yang dilalui sekarang dan masa depan yang terpaku pada teknologi. Tak bisa dipungkiri sistem pembelajaran juga tidak dapat terlepas dari peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar.
Siswa MTs Qothrotul Falah diambil sebelum masa pandemi
Dapat dilihat edukasi pasca pandemi mulai mengurang padahal ini poin paling penting dalam sistem pembelajaran, adanya edukasi memberikan dampak positif bagi siswa seperti pengetahuan, nilai, kerjasama hingga kompetensi.
Banyak sekali pelajar hebat yang kesulitan bahkan tidak mampu mengembangkan bakatnya karena terhalang oleh kebijakan yang pemerintah terapkan. Jika memang dapat melakukannya hasilnya tidak akan se totalitas tahun dengan ajaran tatap muka.
Baca juga Tips mengatasi Insomnia
Pandemi menjadi tantangan bagi setiap individu untuk mengembangkan dunia pendidikan melalui teknologi. Kebijakan pemerintah atas diberhentikannya sekolah tatap muka tidak begitu buru.
Namun semakin dijalankan, semakin sulit pula para pelajar mengatasi berbagai tugas dan kesulitan dalam pengembangan kemampuan, terlebih untuk para siswa yang notabene bersekolah dilingkup kejuruan, yang mengharuskan keterampilan dan skil agar dapat mengasah bakatnya menuju jenjang lebih tinggi, atau dalam lingkungan kerja.
Berbagai tantangan yang dilalui pelajar ini juga menjadi kesempatan emas, tantang bagaimana teknis penggunaan teknologi dapat membantu para pelajar maupun mahasiswa agar kompeten pada abad Ke-21 mendatang,
Pada abad ke-21 ini Keterampilan yang paling diutamakan ialah self-directed learning atau sistem pembelajaran mandiri sebagai outcome dari edukasi. Ada baiknya juga belajar dirumah, hal ini dapat membantu siswa agar mampu belajar mandiri.
Jika berfikir situasi pandemi adalah tantangan besar bagi para pelajar maupun mahasiswa saja, hal ini jelas salah. Para pengajar baik guru juga dosen pun mengalami berbagai kesulitan dalam mengakses mata pelajaran yang akan diberikan.
Terlebih banyak pengajar yang sudah tua, pasti akan sangat sulit untuk mengatasi masalah ini. Yang menjadi penghambat besar mungkin terletak pada akses jaringan internet, terutama pada daerah-daerah terpencil.
Sampai kapan situasi ini terus berlanjut? Pastinya sampai pandemi berakhir, namun ada kemungkinan sistem pembelajaran daring akan tetap berlanjut walaupun akan semakin banyak tantangan yang mempersulit nya.
Tidak usah khawatir, banyak pihak-pihak yang turut membantu para siswa agar pembelajaran daring tetap berjalan lancar, dengan memberikan banyak penjabaran yang tidak diberikan secara detail oleh pengajar.
Covid-19 turut menuntut para tertinggi kebijakan pada bidang pendidikan agar turut mempersiapkan dirinya dalam pelaksanaan sistem pembelajaran.
Salah satu bentuk Penyesuaian ini adalah dengan diwujudkannya kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM), dimana para mahasiswa diberikan kesempatan sendiri untuk mendapatkan berbagai pengalaman dalam pembelajaran dalam ruang lebih luas, dan hadirnya kompetensi baru dari kemampuan diluar studinya.
Telah banyak diciptakan berbagai program-program yang dihadirkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi selalu relawan pengendalian Covid-19 (RECON), KKN Tematik, Mengajar Dari rumah (MDR), dan Permata Sakti.yang di partisipasi baik oleh ribuan mahasiswa seluruh Indonesia.
Belajar dirumah, belajar mandiri tanpa tatap muka artinya satu langkah baik untuk mengurangi resiko penularan virus Corona ini. Lingkungan juga lebih sehat karena berkurangnya emosi gas buang manusia, hal ini karena berkurangnya aktivitas masyarakat diluar rumah.
Jadi banyak dampak positif atas diterapkannya kebijakan belajar daring, walaupun sering kewalahan tantangan inilah yang justru menjadi penyemangat agar ketahanan belajar tetap terjaga.
Kemampuan handal akan tercipta ketika ada niat dan kerja keras, tidak hanya disekolah menjadi aktif juga bisa dilakukan secara mandiri, terus asah kemampuan dan bakat anda dirumah saja.